2025-04-05 | admin3

Prabowo dan Megawati Ketegangan Memanas Politik Indonesia

Pendahuluan

Politik Indonesia selalu penuh dengan dinamika yang menarik dan sering kali penuh dengan ketegangan antara para tokoh-tokoh besar. Salah satu hubungan yang selalu menjadi sorotan publik adalah antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. Dua tokoh besar ini, meskipun berasal dari latar belakang politik yang berbeda, telah melalui banyak fase penting dalam sejarah politik Indonesia.

Prabowo, yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra, dan Megawati, yang merupakan Ketua Umum PDIP serta mantan Presiden Indonesia, memiliki hubungan yang cukup kompleks. Mereka pernah berada di pihak yang raja zeus berseberangan dalam Pemilu Presiden 2009 dan 2014, dan meskipun pernah menjalin koalisi, ketegangan antara mereka semakin meningkat belakangan ini. Dalam artikel ini, kita akan mengulas mengenai ketegangan yang sedang memanas antara Prabowo = Megawati, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.


1. Sejarah Persaingan Politik

Hubungan antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri bukanlah hubungan yang mulus. Mereka pernah menjadi saingan sengit dalam Pemilu Presiden 2009 dan 2014. Pada Pemilu 2009, Prabowo yang merupakan calon presiden dari Partai Gerindra berhadapan langsung dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang didukung oleh Megawati. Meskipun Prabowo kalah, hubungan antara dirinya dan Megawati tidak langsung membaik.

Pada Pemilu 2014, Prabowo kembali maju sebagai calon presiden, kali ini berhadapan langsung dengan Joko Widodo (Jokowi), yang didukung oleh Megawati dan PDIP. Persaingan antara Prabowo dan Jokowi semakin memanas, dan meskipun Prabowo megawati memanas kalah dalam pemilu tersebut, ketegangan politik antara dirinya dan Megawati tetap berlanjut.

Namun, meskipun persaingan tersebut terasa sengit, ada momen di mana kedua tokoh ini sempat bekerja sama dalam konteks koalisi politik. Setelah Pemilu 2019, Prabowo yang kalah dalam Pilpres, akhirnya bergabung dengan Joko Widodo dalam kabinet, meskipun Megawati tidak terlalu mendukung langkah ini.


2. Ketegangan yang Meningkatkan Relasi

Setelah Pemilu 2019, meskipun Prabowo Subianto bergabung dalam kabinet Jokowi sebagai Menteri Pertahanan, ketegangan dengan Megawati masih tetap ada. Sebagai ketua PDIP, Megawati memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan, dan meskipun Prabowo berada dalam pemerintahan yang sama dengan PDIP, hubungan mereka tetap terasa tegang. Beberapa pernyataan Prabowo yang kritis terhadap kebijakan pemerintah atau arah kebijakan PDIP terkadang menciptakan ketegangan di antara keduanya.

Selain itu, dalam beberapa kesempatan, ada pandangan yang menyebutkan bahwa Megawati merasa terancam oleh langkah-langkah Prabowo, yang bisa memengaruhi posisi dominasi PDIP dalam koalisi politik. Sebagai tokoh utama dalam PDIP, Megawati tidak ingin ada pihak lain yang mempengaruhi keputusan-keputusan penting dalam partainya. Hal ini menyebabkan terjadinya ketegangan politik antara mereka.


3. Persaingan dalam Koalisi Politik

Ketegangan antara Prabowo dan Megawati juga semakin memanas terkait dengan dinamika koalisi politik yang terjadi di Indonesia. PDIP dan Partai Gerindra masing-masing memiliki basis massa yang besar dan menjadi kekuatan politik utama. Namun, meskipun kedua partai tersebut seringkali berada dalam koalisi pemerintahan yang sama, keduanya memiliki kepentingan dan tujuan politik yang sangat berbeda.

Salah satu contoh ketegangan ini terlihat dalam Pemilu 2024, yang semakin mendekat. Baik Prabowo maupun Megawati, keduanya akan menghadapi pertempuran politik untuk meraih pengaruh lebih besar, dengan mengusung calon-calon dari partai mereka masing-masing. PDIP yang sudah lama mendominasi politik Indonesia dengan Megawati di puncak kekuasaan, tidak ingin menyerahkan panggung politik dengan mudah kepada Prabowo, yang sebelumnya adalah saingan berat mereka.

Prabowo yang kini menjadi Menteri Pertahanan, meskipun telah masuk dalam kabinet Jokowi, tetap memiliki ambisi besar untuk kembali maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2024. Namun, ini menghadapkan dirinya pada dilema, karena Megawati dan PDIP jelas tidak ingin posisi dominasi mereka tergeser oleh Prabowo. Dengan demikian, mereka kembali berada dalam posisi yang bertentangan, meskipun berada dalam pemerintahan yang sama.


4. Megawati: Menjaga Posisi Dominasi PDIP

Megawati Soekarnoputri sebagai ketua PDIP tentu sangat menjaga posisi dominasi partainya di pentas politik Indonesia. Bagi Megawati, menjaga stabilitas dan kekuasaan politik PDIP adalah prioritas utama. Sebagai pemimpin yang telah lama berada di puncak kekuasaan politik Indonesia, Megawati tentu tidak akan dengan mudah melepaskan kendali partai kepada orang lain, bahkan jika itu adalah Prabowo, yang sebelumnya pernah menjadi menantu Presiden Soeharto.

Meskipun Megawati lebih memilih untuk mendukung Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019, hubungannya dengan Jokowi tak selalu mulus. Hal ini diperburuk dengan keinginan Prabowo untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada 2024. Prabowo dianggap sebagai tantangan serius bagi PDIP, karena ia memiliki basis massa yang kuat dan potensi besar untuk meraih dukungan nasional. Ini membuat Megawati semakin waspada terhadap langkah-langkah Prabowo.


5. Prabowo: Menantang Dominasi Megawati

Di sisi lain, Prabowo Subianto, meskipun kini berada dalam pemerintahan Jokowi, tidak pernah menyerah untuk memperjuangkan ambisi politiknya. Sebagai mantan calon presiden yang kalah pada 2014 dan 2019, Prabowo tetap memiliki ambisi besar untuk menduduki kursi Presiden pada Pemilu 2024. Keputusan Prabowo untuk tetap berusaha maju meskipun berkoalisi dengan partai yang mendukung Jokowi, menimbulkan ketegangan politik, baik dengan Megawati maupun Jokowi.

Prabowo juga telah menunjukkan sikap yang lebih independen, kadang-kadang berbicara tentang pentingnya mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan politik tertentu, yang terkadang berseberangan dengan arah kebijakan PDIP. Ketegangan ini semakin memanas, karena Prabowo berusaha membangun koalisi baru dan meraih dukungan politik yang lebih luas menjelang Pemilu 2024.

SILAHKAN BACA JUGA SELENGKAPNYA DISINI: Pertemuan Didit dan Megawati Momen Menarik Sejarah Politik

Share: Facebook Twitter Linkedin